“Dia yang
menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya seorang
istri dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia jadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan
selain Dia,maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.(Q.S. Az-Zumar, 39: 6) .
Janin yang dalam bahasa Al-Qur’an
dinyatakan berada dalam tiga kegelapan diinterpretasikan dengan berada dalam
perut, rahim, dan plasenta (al-Zamakhsyari tt.,III: 388; al-Bagawi 1986,IV:
72).
Qutub menyatakan tiga kegelapan
tersebut adalah kegelapan plasenta sebagai pembungkus janin, kegelapan rahim
tempat menetap janin dan kegelapan perut sebagai wadah rahim (Qutub 1990, IX:
303).
Sementara itu, janin tercukupi
segala yang di butuhkan makanan, pernafasan, suhu yang stabil dan pembuangan
sisa makanan (Bobak dan Jasen 1993).
Makna metaforis yang terkandung
dalam ayat tersebut adalah anugerah berupa proteksi, ketenangan dan kenyamanan
janin di dalam rahim ibu, (Nurul Murtadho, Metafora Dalam Al-Qur’an dan
Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia Kajian atas Metafora Cahaya, Kegelapan,
dan Beberapa Sifat Allah, 1999).
Basic Human Embryology, sebagai
buku dasar standar rujukan embriologi menyatakan bahwa kehidupan di uterus
terdiri dari tiga tahapan fase perkembangan bayi yaitu:
(1)
Pra-embrionik: dua setengah minggu pertama.
Zigot menempel ke dinding uterus. Saat sel terus bertambah, mereka membentuk tiga lapisan.
(2)
Embrionik: sampai akhir minggu ke delapan. Pada
tahap ini organ dasar dan system tubuh berbentuk dari lapisan sel.
(3)
Fetal: dari minggu kedelapan sampai lahir.
Embrio di sebut janin.
Dan
kini kita mengetahui bahwa bayi melalui tiga fase perkembangan embrionik ketika
dalam rahim ibu (Harun Yahya, Manusia dan
Alam semesta, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar