Pada malam hari kita bisa melihat
bulan yang menyinari bumi. Tapi sebenarnya bulan tidak menyinari bumi melainkan
hanya memantulkan cahaya dari matahari. Bulan berukuran lebih kecil dari bumi
dan Bulan mengitari bumi. Ada yang berpendapat bahwa bulan adalah pecahan
dari bumi. Manusia berhasil pergi ke bulan. Mereka memerlukan waktu 4 hari
untuk sampai di bulan dengan menggunakan roket. Bulan selalu berbentuk bulat.
Tetapi karena pantulan dari sinar matahari, seolah-olah bulan berubah bentuk.
Fase penampakan bulan ada yang berbentuk bulan sabit, bulan separoh dan bulan
purnama. Adapun untuk hitungan angka dapat kita petik dari ayat Al-Qur’an.
“ Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”(Q.S Al-Qadr 97: 3).
Ayat di atas sangat dikenal sebagai ayat yang
menguatkan pendapat tentang malam lailatul qadar itu sangat mulia dan memiliki
banyak kelebihan. Berpedoman pada ayat ini juga kita dapat meninjau dari segi
matematika, ayat tersebut mengandung operasi pembagian bilangan rasional.
Secara matematis ditulis 1 malam : 1000 bulan. Ada perbedaan satuan diantara
keduanya, yaitu bilangan pertama menggunakan malam sedang bilangan kedua bulan.
Agar satuannya sama, maka 1000 bulan di konversikan menjadi satuan hari. Dengan
asumsi satu bulan sama dengan 30 hari, maka 1000 bulan berarti 1000 x 30 malam
= 30.000 hari. Bilangan 30.000 malam jika di hitung kedalam tahun dengan asumsi tahunan sama dengan 365
menghasil 30.000 di bagi 365 hari/malam. Hasilnya adalah 82.19178082 = 82
tahun. Sementara , rata-rata usia
manusia sekarang adalah 63-an tahun dan jarang yang mencapai usia 82 tahun.
Oleh karena itu ayat tersebut di atas memberi motivasi bagi ummat untuk
beribadah pada malam qadar. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengungkapkan
bilangan-bilangan matematika lainnya, seperti pengurangan, penjumlahan,
pembagian dan sebagainya.( Muhammad
Mas’ud, Dasyatnya Misteri Bilangan-bilangan dan Angka-angka dalam
Al-Quran,2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar